#DetektifSETIPE : Menghitam atau Memutihkan Si Abu-abu

setipedotcom-advice-marsha-habib-detektif-setipe-menghitam-atau-memutihkan-si-abu-abu

Ketika detektif banting setir ke arah kasus percintaanmu.

Dalam kurun waktu satu minggu penuh, SETIPE.COM akan berperan sebagai detektif (anggap saja ini adalah Sherlock Holmes yang sedang mencoba menyelediki kasus percintaan, karena bosan dengan kasus kriminal) karena banyaknya kasus yang belum dipecahkan oleh kalian semua. Banyak yang menganggap, hanya karena kasus percintaan itu berhubungan dengan perasaan, akal sehat perlu ditinggalkan. Salah total. Ingat, usia kita berjalan terus, dan sudah tidak sepantasnya kita berperilaku seperti anak-anak yang baru puber. Mari kita melatih logika untuk bekerja sama dengan perasaan. Bergeraklah dengan matang.

Disclaimer: Detektif hanya bertugas untuk menyelidiki dan memberikan pilihan solusi. Ingat, saya bukan Tuhan atau dewi cinta. Kelanjutan dari hubunganmu itu tergantung oleh restu Tuhan dan usaha dari kalian berdua.

 

Kasus #1 > Pelaku: Kamu dan X (Nama alias: Andi)

 

Kasus:

Kamu berkenalan dengan Andi, seorang laki-laki charming sekitar enam bulan yang lalu. Tidak butuh waktu yang lama sampai kalian merasa nyambung satu sama lain. Kalian bisa mengobrol tentang apa saja, dan menghabiskan banyak waktu berdua. Perlahan (tapi pasti), perasaanmu tumbuh terhadap Andi. Kamu mulai merasakan kenyamanan yang langka sekaligus keberadaan keluarga kupu-kupu di perutmu setiap kali sedang bersamanya. 

Kamu diperkenalkan dengan teman-temannya, dan mereka menyambutmu dengan hangat. Hampir setiap malam minggumu dihabiskan dengan Andi, baik untuk menonton, makan malam atau sekedar mengobrol di rumahmu. Semakin lama, kamu merasakan perhatian yang lebih dari Andi. Kamu pun menjadi yakin kalau hubunganmu dan Andi bisa mengarah ke sesuatu yang lebih dari sekedar persahabatan. Bahkan terkadang Andi menggenggam tanganmu dan mencium pipimu. Kamu jadi merasa bahwa hubungan kalian semakin dalam.

Sekarang, masalahnya adalah…Andi tidak menunjukkan tanda-tanda akan ‘memastikan’ hubungan kalian. Usiamu sudah terlalu tua untuk menunggu ‘ditembak’, karena banyak yang bilang hal itu adalah kerjaan anak SMA. Tetapi, kamu bertanya-tanya…apakah memang Andi masih ingin mengenalmu lebih jauh, atau mungkin hubungan kalian memang pantas disebut “si abu-abu”? Ekspektasi yang tumbuh seiring dengan perasaanmu membuatmu bingung dan mulai ketar-ketir.

 

Analisa:

Tenang dulu. Kamu tidak (baca: belum) se-desperate itu, kok. Kamu hanya ingin secuil kepastian di dunia yang sama sekali tidak pasti ini. Ingin sekali kamu menanyakan perihal ini kepada Andi, tetapi kamu takut akan membuat dia kabur. Kamu takut dilihat terlalu agresif, karena masih banyak perempuan di sekelilingmu yang mengingatkanmu bahwa perempuan ya harusnya dikejar, bukan mengejar. Kamu ingin membantah mereka, “Nggak kok, gue nggak ngejar! Gue cuma ingin kepastian.” Tetapi, kamu peduli apa kata orang, dan yang lebih penting lagi, kamu takut ‘ditolak’. Kamu belum siap dengan kemungkinan bahwa Andi mungkin hanya, atau masih ingin berteman dulu denganmu. Ya, sepertinya kamu takut membuang waktu.

Ini bukan kali pertama kamu mengalami hal seperti ini. Kamu adalah orang yang cukup percaya dengan apa yang dikatakan oleh film dan buku “He’s Just Not That Into You,” yaitu kalau dia benar-benar ingin bersamamu tentu dia tidak akan membuang waktu lebih lama untuk tidak bersamamu.

 

Solusi (pilihan ganda):

Setelah merenungkan dan mengumpulkan bukti-bukti yang ada, saya hadirkan 3 pilihan solusi yang bisa kamu pilih sendiri. Mengapa tidak saya yang pilihkan? Karena, saya menolak bertanggung jawab atas kehidupan cintamu.

A. Biarkan waktu yang menjawab

Kamu memiliki pilihan untuk menghindari, atau menunda kenyataan. Silahkan habiskan waktu luangmu dengan makan es krim sambil menonton film-film cinta. Ya, mungkin jawabannya akan datang. Silahkan menunggu terus. Jangan lupa siapkan stok kesabaran yang berlebih, bisa jadi kamu akan membutuhkannya.

B. Atau mungkin teman-temannya

Bertanyalah kepada teman-temannya. Bisa jadi, mereka akan memberikan jawaban yang menenangkan, atau justru membingungkan. Memang sih, jawaban apapun itu tidak keluar dari mulut Andi, tetapi daripada malu, lebih baik mendengarkan jawaban dari orang lain, bukan? Silahkan hubungi temannya yang kamu paling percaya, dan ajak mengobrol tentang Andi, seakan-akan kamu tidak bisa menghubungi Andi dan bertanya langsung kepadanya.

C. Bunuh asumsi dan gengsimu

Asumsi adalah salah satu pembunuh hubungan yang paling hebat. Demi menghindari berasumsi macam-macam, kenapa kamu tidak mengajak Andi bertemu, untuk mengobrol baik-baik? Tidak perlu terdengar desperate atau mendesak. Posisikanlah kamu dan dia sebagai dua orang dewasa yang bisa berpikir logis dan mampu berdiskusi dengan baik. Kamu berhak untuk tahu apa yang sedang terjadi, dan kalau kamu bertanya dengan baik-baik, bisa juga dia akan memberikan dan menjelaskan apa yang dia rasakan terhadapmu, dan apa ekspektasinya dari hubungan kalian berdua. Ingat, belum tentu jawabannya menyenangkan atau sesuai dengan apa yang kamu mau, tetapi lebih baik tahu daripada mati penasaran, bukan?

 

Kasus hari ini selesai dikupas. Semoga apapun yang kamu pilih adalah yang terbaik untukmu, untuk akhirnya bisa terbebas dari kemungkinan untuk mati penasaran. Good luck!